Kamis, 20 Januari 2011

SEMBOYAN PASKIBRA

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 03.30 0 komentar

Kalau ada 1000 kami satu
Kalau ada 100 kami tetap satu
Kalau ada 10 kami yakin tetap satu
Dan kalau ada 1 ya,.. itulah kami.
PASKIBRA,… PASKIBRA,… YES,…!!!
Continue...


MOTO PASKIBRA

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 03.29 0 komentar

• Tidak takut salah
• Tidak takut kalah
• Tidak takut jatuh
• Tidak takut mati

“Takut mati jangan hidup, takut hidup mati sekalian. Kalau ada 1000 kami satu, kalau ada 100 kami tetap satu, kalau ada 10 kami yakin tetap satu dan kalau ada 1 ya,.. itulah kami. PASKIBRA,… PASKIBRA,… YES,…!!!”
Continue...


LAHIRNYA SEORANG PEMIMPIN

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 03.21 0 komentar

PEMIMPIN ADA KARNA

• Bakat
• Bakat mempelajari
• Belajar mempelajari
Continue...


HANCURNYA SEORANG PEMIMPIN

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 03.19 0 komentar

SUATU PEMIMPIN AKAN HANCUR APABILA DISEBABKAN OLEH

• Harta
• Wanita
• Kekuasaan
• Martabat
Continue...


3 MACAM KELEMAHAN YANG DI MILIKI SEORANG YANG BERJIWA PEMIMPIN

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 03.17 0 komentar

1. Kelebihan dalam berfikir
2. Kelebihan dalam rohani
3. Kelebihan dalam banilah
Continue...


SYARAT KEPEMIMPINAN

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 03.17 0 komentar

Seseorang belum disebut pemimpin apabila jiwanya dan bahkan jika pemimpinnya:

1. Penglihatan sosial
2. Kecakapan berfikir abstrak
3. Keseimbangan emosi
Continue...


KEPEMIMPINAN

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 03.16 0 komentar

Kepemimpinan adalah suatu seni dari seorang pemimpin terhadap bawahannya untuk mempengaruhi bawahannya agar melakukan apa yang menjadi tujuan pemimpin tersebut.
Continue...


LARANGAN BENDERA

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 02.52 0 komentar

1. Tidak boleh jatuh ketanah.
2. Tidak boleh kehujanan.
3. Tidak boleh di jadikan atap/dinding.
4. Tidak boleh di jadikan hiasan.
5. Tidak boleh di jadikan elap
6. Tidak boleh di coret-coret, di gambar, dan di sulap.
Continue...


BENDERA DUPLIKAT

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 02.51 0 komentar

1. Terbuat dari kain sutra asli dari Sulawesi.
2. Zat pewarna di ambil dari akar tumbuhan berasal dari (NTT) yang lebih dikenal dengan istilah SUMBA.
3. Pembuatan bendera tersebut dikerjakan oleh pengrajin dari Sulawesi Selatan dan di kerjakan dengan alat tenun tanpa alat sembarangan.
Continue...


UKURAN BENDERA

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 02.50 0 komentar

Ukuran Bendera pada umumnya ialah memiliki ukuran sbb:

Panjang : 285 cm
Lebar : 178 cm

Ukuran Bendera untuk presiden dan wakil presiden ialah memiliki ukuran sbb:

Panjang : 50 cm
Lebar : 36 cm

Ukuran Bendera untuk mantan presiden dan wakil presiden ialah memiliki ukuran sbb:

Panjang : 45 cm
Lebar : 30 cm
Continue...


Arti Bendera

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 02.49 0 komentar

Bendera ialah secarik benda yang berwujudkan kain tipis atau sejenis itu yang berbentukan, berisikan warna berkibar di tiup angin pada sebatang tiang/ tanda peringatan.
Continue...


Sabtu, 15 Januari 2011

Sejarah PASKIBRAKA

Posted by "Perhimpunan Alumni Paskibra" on 03.35 0 komentar

Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus di beberapa tingkat wilayah, provinsi, dan nasional.

Lambang

Lambang dari organisasi paskibra adalah bunga teratai

Sejarah

Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soekarno, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
  • Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
  • Kelompok 8 / pembawa (inti),
  • Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.
Continue...